Hoaks pertama yang berkembang di media sosial adalah tentang permen yang dijual di pasar yang diduga mengandung narkoba. Hoaks ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Namun setelah diteliti oleh pihak berwenang, ternyata permen tersebut tidak mengandung narkoba sama sekali.


Hoaks kedua yang beredar adalah tentang video yang diduga menunjukkan proses penyelundupan narkoba dalam buah kelapa. Video ini disebarluaskan melalui WhatsApp dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Namun setelah diteliti oleh pihak berwenang, ternyata video tersebut hanyalah rekayasa belaka dan tidak ada kaitannya dengan penyelundupan narkoba.

Hoaks ketiga yang beredar adalah tentang pil yang dijual di pasar yang diduga mengandung narkoba. Hoaks ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Namun setelah diteliti oleh pihak berwenang, ternyata pil tersebut tidak mengandung narkoba sama sekali.

Hoaks keempat yang beredar adalah tentang rokok yang dijual di pasar yang diduga mengandung narkoba. Hoaks ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Namun setelah diteliti oleh pihak berwenang, ternyata rokok tersebut tidak mengandung narkoba sama sekali.

Hoaks kelima yang beredar adalah tentang minuman yang dijual di pasar yang diduga mengandung narkoba. Hoaks ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Namun setelah diteliti oleh pihak berwenang, ternyata minuman tersebut tidak mengandung narkoba sama sekali.

Hoaks keenam yang beredar adalah tentang video yang diduga menunjukkan proses penyelundupan narkoba dari China ke Indonesia melalui buah kelapa. Video ini disebarluaskan melalui WhatsApp dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Namun setelah diteliti oleh pihak berwenang, ternyata video tersebut hanyalah rekayasa belaka dan tidak ada kaitannya dengan penyelundupan narkoba.

Hoaks ketujuh yang beredar adalah tentang minuman yang dijual di pasar yang diduga mengandung narkoba. Hoaks ini menyebar dengan cepat